Selasa, 02 Desember 2008

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta.
Dalam penelitian yang menggunakan analisis statistik inferensial, terdapat dua hipotesis yang perlu diuji, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Menguji hipotesis penelitian berarti menguji jawaban yang sementara (tentatif) itu apakah betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Kalau terjadi, berarti hipotesis penelitian terbukti, dan kalau tidak berarti tidak terbukti. Selanjutnya menguji hipotesis statistik, berarti menguji apakah hipotesis penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan data sampel itu dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.
Menurut tingkat penjelasan (level of explanation) variabel yang diteliti, maka terdapat tiga bentuk hipotesis yang dirumuskan dan diuji, yaitu:
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh:
Ho : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap
Ha : Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna gelap
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu:
a. Komparasi Berpasangan (Related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel)
Contoh :
Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan
Ha : Ada perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan
b. Komparasi Independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel)
Contoh:
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara birokrat dan akademisi dalam memilih partai
Ha : Terdapat perbedaan antara birokrat dan akademisi dalam memilih partai
3. Hipotesis Asosiatif (Hubungan)
Hipotesis asosiatif merupakan dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh:
Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi dan hasil belajar matematika
Ha : Terdapat hubungan antara motivasi dan hasil belajar matematika


B. HIPOTESIS
1. Apakah hipotesis itu?
Hipotesis, secara sederhana merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjadi dalam penelitian. Kadang-kadang pertanyaan penelitian dinyatakan sebagai hipotesis, apa bedanya?
Pertanyaan penelitian: Apakah ada perbedaan minat siswa terhadap pelajaran IPA antara siswa yang diajar oleh guru yang sama gendernya dan guru yang berbeda gendernya?
Hipotesis: Siswa yang belajar IPA dari guru yang sama gendernya akan lebih tinggi minatnya dibandingkan dengan siswa yang belajar IPA dari guru yang berbeda gendernya.

Pertanyaan penelitian: Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelas dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran tradisional?
Hipotesis: hasil belajar siswa pada kelas dengan model pembelajaran inkuiri lebih tinggi daripada kelas dengan model pembelajaran tradisional.
Atau: Ada perbedaan hasil belajar antara siswa pada kelas yang dikenai model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang dikenai model pembelajaran tradisional.

2. Keuntungan menentukan pertanyaan penelitian sebagai hipotesis
a. Hipotesis memfokuskan kita untuk berpikir lebih dalam tentang kemungkinan sebagai pengganti hipotesis membimbing peneliti ke arah pemahaman yang lebih luas tentang implikasi pertanyaan dan variabel yang terlibat. Dengan menentukan hipotesis, peneliti harus berpikir lebih hati-hati.
b. Menentukan pertanyaan penelitian sebagai pengganti hipotesis berkaitan dengan filsafat sains. Rasional yang mendasari filsafat sains: Jika ingin membangun suatu pengetahuan, selain menjawab pertanyaan penelitian maka perumusan hipotesis merupakan strategi yang baik yang memungkinkan seseorang dapat melakukan prediksi spesifik berdasarkan bukti sebelumnya atau argumen teoretis.
Contoh: Berdasarkan teori relativitas Einstein, banyak hipotesis yang dirumuskan sebagai hasil teori Einstein, yang kemudian diverifikasi melalui penelitian. Semakin banyak prediksi yang menjadi kenyataan berarti semakin memperkuatt gagasan awal teori relativitas Einstein.

3. Kelemahan menentukan pertanyaan penelitian sebagai hipotesis
a. Disadari atau tidak, merumuskan hipotesis dapat bersifat bias. Sebab sekali seorang peneliti merumuskan hipotesis, maka ia cenderung untuk menyusun prosedur atau memanipulasi data untuk memperoleh hasil yang diharapkannya. Peneliti diharapkan jujur secara intelektual meskipun ada kekeliruan. Tetapi komitmen terhadap hipotesis dapat menimbulkan distorsi secara tak disadari.
b. Kelemahan kedua, perhatian yang terfokus pada hipotesis, dapat menghalangi peneliti untuk memperhatikan fenomena yang penting dalam penelitiannya. Misalnya: seorang peneliti mengkaji “efek kelas yang humanistik terhadap motivasi siswa” dapat mengarahkan peneliti untuk lebih menggali karakteristik lain seperti jenis kelamin atau cara pengmabilan keputusan yang lebih mudah terlihat dan malah tidak terfokus pada motivasi siswa.
4. Hipotesis yang signifikan
Signifikan artinya “bermakna”. Untuk menilai signifikansi suatu hipotesis mari perhatikan contoh berikut:
Hipotesis 1
a. Siswa kelas dua lebih senang menonton tv daripada sekolah
b. Kesenangan siswa kelas dua terhadap sekolah lebih rendah daripada siswa kelas satu, tetapi lebih tinggi daripada siswa kelas tiga.
Hipotesis 2
a. Banyak siswa dengan kemampuan akademik rendah lebih menyukaki kelas regular daripada kelas khusus.
b. Siswa dengan kemampuan akademik rendah akan lebih bersikap negatif tentang dirinya bila ditempatkan di kelas khusus daripada di kelas regular.
Hipotesis 3
a. Guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif akan menghadapi reaksi siswa yang berbeda dibandingkan dengan guru yang menggunakan model pembelajaran tradisional.
b. Siswa yang mengalami pembelajaran koperatif akan lebih senang belajar dibandingkan dengan siswa yang mengalami model pembelajaran tradisional.

Dari 3 hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis (b) lebih bermakna, karena hubungan yang akan dikaji jelas dan spesifik, mengarahkan peneliti untuk menggali informasi yang bermanfaat bagi peneliti lain yang berminat untuk meniliti lebih lanjut.

5. Hipotesis terarah vs hipotesis tak terarah
Hipotesis terarah adalah hipotesis yang memiliki arah spesifik (lebih tinggi, lebih rendah, tinggim kurang dsb) yang diharapkan muncul dalam penelitian. Arah khusus yang diharapkan ini akan menjadi dasar bagi landasan teori yang perlu dikaji, hasil penelitian serupa yang pernah dilakukan, dan pengalaman sebelumnya. Bagian (b) dari ketiga hipotesis di atas merupakan hipotesis terarah.
Kadang-kadang sulit bagi peneliti untuk menentukan hipotesis yang terarah. Jika peneliti menduga ada hubungan tetapi tidak memiliki dasar teori untuk memprediksi hubungan tersebut, maka ia tak dapat membuat hipotesis terarah. Bagian (a) dari ketiga hipotesis di atas merupakan hipotesis tak terarah. Hipotesis (a) dapat diubah menjadi hipotesis terarah bila pernyataannya diubah menjadi:
1a. Siswa kelas 1, 2, dan 3 memiliki perasaan yang berbeda terhadap sekolah
2a. Ada perbedaan sikap pada siswa yang memiliki kemampuan akademik rendah bila ditempatkan di kelas regular dan kelas khusus.
3a. Ada perbedaan kepuasan pada siswa yang mengalami pembelajaran kooperatif dan siswa yang mengalami pembelajaran tradisional

Tidak ada komentar: